Dua tiga bulan belakangan, aku rasa cinta mulai tergerus habis.
kita sudah tidak berbicara lagi tentang bagaimana hidup kita nanti.
kita juga sudah tidak berbicara lagi tentang makanan apa saja yang sudah kita masukkan kerongkongan kita masing-masing.
kita berdua hanya sibuk, bermain juga tidur bersebelahan.
Sore ini, masih tidak ada cahaya masuk.
jelas, karena kamar kita memang tidak ada ventilasi.
namun aku bisa merasakan mendung hebat diluaran sana, dingin sekali hingga aku menggigil tak karuan. lalu tiba-tiba aku demam, juga napasku engap-engapan.
genting sudah mulai berbunyi, aroma basahnya merasuk ke pangkal hidungku.
namun juga tak dapat kulihat jejak kakimu. hanya denting jam yang menjelma keheningan.
Rupanya kau memang sudah memilih pergi, tapi tak juga aku bisa ucapkan selamat tinggal.
maret, 2020.
Like this:
Like Loading...
Related
Published by Tiara Putri Ayu Permata Kumala
Manusia yang berusaha menjadi romantis hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, menyukai alunan musik folk dan lirik-lirik menyejukkan jiwa. Manusia melankoli yang tak pernah lepas dari pikiran dan konsekwensi dibalik tindakan-tindakan yang dilakoninya. Menginginkan hidup bebas, mencintai memorinya lebih dari dia mencintai dirinya sendiri. Manusia yang mencari ketenangan. Bercerita adalah salah satu bakatnya, mendengarkan orang lain bercerita adalah salah satu sumber bahagianya. Menulis adalah salah satu terapi menenangkan jiwa secara gratis, sebab itu dia suka menulis. Manusia pembenci plagiatisme, setidaknya masing-masing kepala di beri otak untuk sekedar berkreasi, mengakui karya orang lain adalah dosa dan penghinaan terhadap Tuhan yang telah memberikan otak pada masing-masing individu.
View all posts by Tiara Putri Ayu Permata Kumala