Hidupku sudah jauh dari perapian yang hangat
Segala yang ada di hadapanku hanyalah setapak kering
Yang tak henti aku langkahi
Jauh-semakin jauh
Dan tersesat.
Aku pernah membangun tenda
Dan tidur dibawah hujan sambil menangis tersedu-sedu
Doa doa yang kulantun begitu magis
Syahdu mengalir tanpa henti ke pelupukku sendiri
Kau peluk tenangkan aku;
Sedang aku menikmati basah dingin ini dengan kedalaman tak terhingga.
Dan aku menyukainya.
Bunga telah tumbuh cantik diladang yang kau tanam
Sedang kini ia tertidur pulas menanti giliran
Tidak ada yang perlu kau kawatirkan.
Hatiku, akan terus berada pada tempatnya.
Ara.
Surabaya, 13 juli 2021.
(Telah direvisi)
Like this:
Like Loading...
Related
Published by Tiara Putri Ayu Permata Kumala
Manusia yang berusaha menjadi romantis hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, menyukai alunan musik folk dan lirik-lirik menyejukkan jiwa. Manusia melankoli yang tak pernah lepas dari pikiran dan konsekwensi dibalik tindakan-tindakan yang dilakoninya. Menginginkan hidup bebas, mencintai memorinya lebih dari dia mencintai dirinya sendiri. Manusia yang mencari ketenangan. Bercerita adalah salah satu bakatnya, mendengarkan orang lain bercerita adalah salah satu sumber bahagianya. Menulis adalah salah satu terapi menenangkan jiwa secara gratis, sebab itu dia suka menulis. Manusia pembenci plagiatisme, setidaknya masing-masing kepala di beri otak untuk sekedar berkreasi, mengakui karya orang lain adalah dosa dan penghinaan terhadap Tuhan yang telah memberikan otak pada masing-masing individu.
View all posts by Tiara Putri Ayu Permata Kumala