Memutar musik;
🎵 I just couldn’t save you tonight – Ardhito Pramono ft Aurelie.


https://open.spotify.com/track/5AkV53fo1u01mi8r22JNeF?si=61i5IDWfTgi3XSowGzEN7Q&dl_branch=1
—
Segala yang hidup pasti punya hati
Dan hati adalah satu-satunya partikel dalam hidupku yang tidak pernah bisa berbohong.
—
Aku
Adalah aku didalam kaca,
Yang menetap; meniru apa yang sanggup aku tampakkan dihadapanku.
—
Ketika mengatakan aku menyayangimu
Dan aku benci ketika ada yang menyakitimu
Dan itu bukan aku.
Ketika aku mengatakan aku lebih suka melihat kamu berbahagia
Dengan siapapun itu meskipun bukan dengan aku.
Itu adalah sebuah kejujuran
Yang basi.
S-A-N-G-A-T-L-A-H B-A-S-I
—
Sudah sepantasnya kamu berucap terimakasih atas apa yang aku ucapkan hanya untuk sekedar menghibur hatimu yang kacau.
Jika aku memintamu membalas budi.
Bukankah aku sudah masuk kriteria yang bagus sekali untuk memiliki hatimu?
—
Aku mencintaimu dengan awal pertemuan yang kosong.
Segala tentangmu tak pernah mati dan terbopong kuat di pundakku. Terpatri bagus di sel-sel kepalaku.
—
Hari ini aku berbicara lagi tentang kenyataan bahwa sepertinya aku memang benar-benar menyayangimu,
Dan aku juga berpikir.
Bagaimana kalau ini kita sudahi saja?
—
Lalu kamu bergelak tawa dan mengatakan bahwa aku lucu juga.
—
Tapi aku tahu betul tentang apa yang keluar dari bibirmu.
—
Bagaimana bisa gadis sebaik ini bisa?
Mengatakan;
Hal-hal yang seharusnya tidak keluar dari bibirnya.
Bagaimana bisa gadis selugu ini berbicara tentang kasih sayang yang aku sendiri tidak tahu apa maksutnya.
Bagaimana bisa gadis ini
Mencintaiku?
Apa aku harus berusaha
Tenang sambil mengatakan
Apa maksut dari kita sudahi saja
Sedang tidak ada yang benar-benar kami mulai?
Apa aku harus berusaha
Tenang sambil mencari bagaimana seharusnya perasaanku tentang
Kebekuan waktu ini?
—
Sudahi saja bicara aku mencintaimu.
Sudahi saja kepura-puraan ketidak-tahuanmu itu.
Sudahi saja dan akui bahwa aku memang benar-benar mencintaimu.
Dan kata-kata ini bukan rekayasa.
—
Dan ini terjadi lagi.
Bising-bising di kepalaku.
Sedang kamu,
Larut sendiri dalam bising-bising kepalamu.
—
Aku adalah perasaan yang sungguh ingin kau masukkan dikepalamu sampai membuatmu sakit kepala.
Aku ingin mencintaimu dengan getir yang ada lidahmu.
Aku ingin mencintamu seperti pereda nyeri yang kau genggam di telapak tanganmu.
Aku ingin menjadi kebutaan dimatamu sampai kamu berlari terbirit-birit ke arah peluk yang kau anggap pintu rumahmu sendiri.
—
Dan itu aku.
Aku.
Aku!
Aku kapitalnya,
Aku tanda jedanya,
Dan aku pula tanda titiknya.
—
Aku selalu ingin berbicara usai,
Tapi juga terus ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu.
Aku ingin berbicara tentang kedalaman hati ini dengan sejujur-jujurnya aku.
Sedang aku masih terus mempertanyakan hatiku yang ingin memeluk kedalamanmu
Padahal ia kecil.
—
Apa hati yang sangat kecil ini sanggup menahan beban kehidupan orang-orang didalamnya?
—
Sedang aku sadar betul bahwa hati ini terlalu kecil untuk menerima keadaannya.
Bisa remuk duluan.
Lebur dan menghilang.
—
Aku akan menyelesaikan perasaan ini sementara dengan menutup buku.
Seolah kelembapan yang mengelilingiku malam ini adalah fiksi yang diceritakan orang tua kita ketika hendak tidur.
—
Nanti sesudah kamu terbangun dari tidurmu yang sebentar.
Ceritakan padaku apakah tidurmu nyenyak?
Setelah aku menambahkan beban.
Bahwa sebenar-benarnya perasaanku.
Adalah cinta.
Yang aku tawarkan padamu bak air minum di hari yang panas.
—
Tidak masuk akal memang,
Tapi aku harus bagaimana lagi?
..
Tiara putri,
Surabaya. 19 agustus 2021.